REVIEW: INSIDIOUS




































"Who are you? What do you want?"

Siap-siap!!! Siap-siap ketakutan menonton film ini. Saran saya, persiapkan jantung anda sebelum menonton Insidious. Haha.. Tapi film ini memang sukses membuat saya ketakutan dan kaget setengah mati. Oke, mungkin tidak se-'lebay' itu, tapi Insidious memang merupakan sebuah kejutan bagi saya. Kenapa? Karena jarang, jarang sekali, Hollywood bisa membuat film horror murni atau oldschool horror yang bagus dan ehmm..menakutkan. Mungkin kalau film bergenre thriller atau psychological horror, Hollywood jagonya. Tapi biasanya kalau yang menyangkut 'setan', 'hantu', 'makhluk gaib', dan 'saudara-saudaranya', jarang bisa digarap film-maker Hollywood dengan taraf yang masuk ke taraf menakutkan. Makanya saya tidak menyangka kalau Insidious bisa sebagus ini. Tidak sempurna memang, tapi seperti yang saya tulis tadi, horror ini made in Hollywood, jadi sudah bagus sekali menurut saya.

Kalau bicara tentang sutradara Insidious, James Wan, ia adalah seorang sutradara kelahiran Malaysia yang memang sudah berkarya di Hollywood sejak tahun 2000. Anda pasti tahu salah satu film karyanya yang fenomenal, Saw (2004). Saw pertama yang ditulis oleh Leigh Whannell sukses besar dan akhirnya melahirnya francise berikutnya (bukan lagi disutradarai Wan) sampai panjang daftarnya. Saya akui kalau Saw pertama merupakan sebuah film yang juga merupakan kejutan, karena sangking surprise dengan kengerian dan kesadisan yang ada didalamnya, apalagi jalan ceritanya juga memang bagus. Setelah itu Wan juga menyutradarai Death Sentence (2007), saya juga suka film ini. Kevin Bacon bermain sangat baik dalam film tersebut. Setelah membaca review singkat tentang James Wan, anda pasti tertarik bukan menonton Insidious? Apalagi Insidious juga ditulis oleh Leigh Whannell, jadi duo dibalik suksesnya Saw kembali reuni dalam Insidious. Saya sudah pasti tidak akan melewatkan film Wan selanjutnya, semoga lebih 'surprise'!

Insidious bercerita tentang sebuah keluarga yang baru saja pindah rumah. Josh (Patrick Wilson) dan Renai Lambert (Rose Byrne) mempunyai dua orang putra, Foster (Andrew Astor) dan Dalton (Ty Simpkins). Rumah baru mereka besar dan nyaman, namun keanehan demi keanehan mulai mereka alami sejak menempati rumah tersebut. Mulai dari mendengar suara-suara menyeramkan, melihat bayangan misterius, sampai ke hal-hal yang semakin lama semakin ekstrim dan intens. Apalagi tiba-tiba anak bungsu mereka, Dalton, terjatuh dan koma. Dokter menyatakan bahwa Dalton tidak menderita penyakit apapun, pihak rumah sakit sampai angkat tangan dengan keadaan Dalton karena memang tidak ditemukan keganjilan apapun dalam tubuhnya. Mereka pun memutuskan untuk pindah rumah. Namun setelah pindah tetap saja mereka diganggu oleh hal-hal yang menyeramkan. Ternyata dengan bantuan paranormal bernama Elise (Lin Shaye) mereka baru mengetahui bahwa bukan rumah mereka lah yang dihantui, melainkan Dalton!

Horror klasik yang diusung Insidious mirip dengan Poltergeist (1982), suara-suara yang ada dalam film ini siap mengagetkan anda. Score film ini mantap sekali, semakin membuat kengerian terasa meskipun sosok-sosok hantunya mungkin tidak seseram hantu buatan Asia. Yang membuat film ini semakin menarik adalah jalan ceritanya yang memang bagus dan membuat bulu kuduk anda merinding. Memang sih saya akui kalau sosok hantu yang ada tidak terlalu seram (tetep serem juga sihhh), tapi entah kenapa saya masih ketakutan saja menonton film ini. Mungkin juga karena ekspektasi rendah saya terhadap film ini yang kemudian membuat saya tidak menyangka kalau filmnya bagus. Tapi bagi saya yang bukan pecinta horror, saya tetap berani mengatakan kalau Insidious adalah salah satu film horror yang digarap dengan sangat baik. Apalagi terdapat juga sentuhan komedi sedikit didalamnya, jadi tidak monoton terus-menerus ditakut-takuti seperti horror lainnya. Tumbs up! Go watch it if you dare! Buat yang sudah nonton, please leave your comment.. :)





0 Response to "REVIEW: INSIDIOUS"

Posting Komentar