REVIEW: THE KING'S SPEECH



































"When God couldn't save The King, The Queen turned to someone who could."

Sejak kemunculan pertamanya dalam Telluride Film Festival pada bulan September tahun lalu, The King's Speech memang sudah diprediksi akan dengan mulus mendapatkan nominasi awards dan memenangkannya. Terbukti, film ini berhasil menjadi Best Motion Picture di ajang Oscar dan juga Colin Firth yang menyandang gelar Best Actor versi Oscar dan Golden Globe tahun ini. Bahkan sang sutradara pun berhasil meraih gelar Best Director Oscar 2011. Masih banyak lagi nominasi dan kemenangan yang didapatkan oleh The King's Speech. Film yang ditulis David Seidler dan disutradarai oleh Tom Hooper ini memang asik untuk dinikmati, didukung juga dengan akting menawan dari para pemain didalamnya.

Diangkat berdasarkan kisah nyata Raja George VI yang berjuang melawan kegagapannya, The King's Speech berhasil dikemas dengan sangat baik dan menghibur. Awalnya, Pangeran Albert (Colin Firth) merasa aman-aman saja dengan gagap yang dimilikinya. Namun, ketika ayahnya, Raja George V meninggal dunia dan melimpahkan tahta kerajaan kepada kakaknya Pangeran Edward (Guy Pearce), Albert mulai ketakutan. Ia tahu bahwa kakaknya sedang menjalin hubungan asmara dengan seorang janda, dimana hal itu menyalahi aturan kerajaan yang melarang seorang raja menikah dengan janda. Ketakutannya pun terbukti, Edward akhirnya melepaskan tahta dan menurunkannya pada Albert yang menjadi Raja George VI. Albert pun stress dengan beban yang sedang dipikulnya sekarang, yang paling membuatnya pusing tujuh keliling adalah kenyataan bahwa dirinya gagap!

Selama ini Bertie -sapaan akrab Albert- dan istrinya Elizabeth (Helena Bonham Carter) sudah sering berobat ke dokter-dokter hebat kerajaan namun penyakit sang suami tak kunjung sembuh. Suatu hari Elizabeth mendatangi seorang ahli pidato asal Australia bernama Lionel Logue (Geoffrey Rush) dan memintanya untuk menangani kesulitan suaminya dalam berpidato. Meskipun awalnya Bertie sangat tidak yakin dengan Lionel, perlahan terapi unik yang diberikan memberikan kemajuan. Dan pada tahun 1939, dimana Bertie harus mendeklarasikan perang dengan Nazi Jerman kepada seluruh bangsanya, ia memiliki Lionel disampingnya. Ia ingin membuktikan bahwa selain menjadi Raja yang baik ia juga bisa menjadi seorang komunikator yang handal.

Skrip David Seidler ini memang sangat pintar dan lucu, chemistry antara karakter Pangeran Albert dan Lionel terjalin dengan perlahan tapi pasti. Tom Hooper selaku sutradara juga sepertinya tetap membuat segala sesuatu dalam film ini terlihat sederhana namun mampu menggugah setiap orang yang menontonnya. Design kostum sangat mendukung dan membuat karakter yang ada lebih bersinar. Hal yang tidak kalah penting adalah para pemain dalam The King's Speech yang sangat pas. Colin Firth tentu saja memberikan salah satu performa terbaiknya. Begitu juga Helena Bonham Carter dan Geoffrey Rush yang sangat mendalami karakter mereka. Para cameo seperti Guy Pearce dan Michale Gambon juga menambah nilai plus. Sebuah film yang menghibur, menyentuh, dan juga informatif. Selamat untuk segala kemenangan yang diraih! :)





0 Response to "REVIEW: THE KING'S SPEECH"

Posting Komentar