REVIEW: LET ME IN



































Owen: Are you a vampire?
Abby: I need blood to live.

Film ini merupakan sebuah adaptasi dari film horror sukses asal Swedia 'Let The Right One In' (2008) karya Thomas Aldredson. Kali ini sang sutradara Matt Reeves (Cloverfield) dinyatakan banyak pihak berhasil membuat sebuah adaptasi yang baik dan setia pada versi aslinya. Saya sendiri belum menonton 'Let The Right One In', jadi saya tidak bisa berkomentar tentang hal tersebut. Namun, terus terang saja yang awalnya membuat saya sangat tertarik untuk menonton adalah pasangan pemeran utama dalam film ini, Chloe Moretz dan Kodi Smit-McPhee! Saya suka keduanya, menurut saya dua aktor cilik yang beranjak remaja ini karirnya di Hollywood akan bertambah cemerlang tahun demi tahun. Dari segi cerita menurut saya 'Let Me In' bisa dibilang berbeda dari horror kebanyakan. Sisi romantika sangat kental disini, jadi penonton tidak akan terlalu ditakuti tapi disuguhkan sebuah jalan cerita yang lebih berbobot untuk ukuran horror.

Bertempat di sebuah kota kecil di New Mexico pada sekitar tahun 1983. Owen (Kodi Smit-McPhee) adalah seorang anak laki-laki yang hanya tinggal berdua dengan ibunya di sebuah kompleks apartemen sederhana. Ibu dan ayahnya sedang berjuang melalui perceraian yang buruk. Di sekolah nasib Owen lebih buruk, Kenny (Dylan Minnette) dan gerombolannya selalu mengganggu Owen, bahkan dengan cara yang keterlaluan. Mungkin dengan apa yang dialaminya di rumah dan sekolah, Owen tumbuh menjadi bocah yang sedikit 'aneh'. Tiba-tiba Owen kedatangan tetangga di apartemennya, seorang gadis seumurannya bernama Abby (Chloe Moretz) yang pindah ke tempat itu bersama ayahnya (Richard Jenkins). Abby juga tak kalah aneh dengan Owen, ia mempunyai bau khas yang menurut Owen 'lucu', ia juga lebih sering muncul pada malam hari; itu pun tanpa mengenakan alas kaki. Mungkin karena sama-sama 'aneh', dengan cepat Owen dan Abby menjadi akrab satu sama lain. Namun semakin berjalannya waktu, Owen menyadari kalau teman barunya ini bukanlah manusia biasa, ia pun sadar betul kalau perasaannya pada Abby yang sudah mulai bertambah kuat ini sangat mungkin akan mengancam nyawanya.

Tentu bukan spoiler kalau saya mengatakan kalau Abby adalah vampire. Kebanyakan orang pasti ingin menyaksikan 'Let Me In' dengan harapan akan menyaksikan sebuah film horror tentang vampire yang menegangkan. Saya hanya ingin memperjelas, 'Let Me In' memang lumayan menegangkan, tapi ini tidak seperti film horror yang biasanya. Jalan cerita sangat diperhatikan dan sisi romantisme sangat terasa disini, sehingga kalau anda mengharapkan banyak dikagetkan dan akan takut setengah mati pastinya anda akan kecewa. Film seperti ini bukanlah film favorit saya, karena entah kenapa menurut saya tema ceritanya agakcheesy. Tapi saya tetap memberikan jempol kepada dua bintangnya, Moretz dan Smit-McPhee yang tampil sangat baik dalam film ini. Setelah terakhir tampil sangat mengesankan sebagai Hit Girl dalam film 'Kick-Ass' (2010), Moretz tampil apik lagi dalam film ini. Begitu juga dengan Smit-McPhee yang terakhir kalau saya sangat terkesan dengan aktingnya yang luar biasa dalam 'The Road' (2009). Menurut saya mereka adalah kombinasi yang sempurna dalam 'Let Me In', yang berhasil membuat saya sebagai seseorang yang kurang menyukai genre seperti ini pun paling tidak masih bisa menikmati dari awal hingga akhir film. Intinya, film ini bukanlah film vampire biasa. Hehehe..





0 Response to "REVIEW: LET ME IN"

Posting Komentar