REVIEW: THE AMERICAN



































"Don't make any friends, Jack."

Poster film ini memang menipu! Anda pasti akan mengira bahwa ini sebuah film action dengan adegan baku tembak yang menegangkan sepanjang film. Ternyata bukan, ini bisa dibilang sebuah drama yang diberikan sedikit bumbu aksi. Tidak ada suasana yang terlalu intens dalam filmnya. Dialog pun minim, musik juga terasa mendayu-dayu. Jadi apabila anda mengharapkan sebuah film action pastinya akan kecewa.

Ini juga bukan film yang bisa dinikmati semua orang. Sebagian akan suka sekali dengan film ini, sebagian lagi akan mencaci maki karena tidak mengerti dan bosan setengah mati. Anda termasuk bagian yang mana? Menurut saya, kalau anda tidak suka dengan film ber-plot lambat atau memang sedang ingin menikmati film action super seru, ada baiknya lewatkan saja film ini.

Jack (George Clooney) adalah seorang pembunuh dan pembuat senjata professional yang mempunyai nama samaran Edward atau Eduardo. Selama ini ia terbiasa hidup menyendiri. Setelah tugasnya di Swedia selesai dan berakhir tragis, ia mendapatkan sebuah tugas 'terakhir' dari sang atasan, Pavel (Johan Leysen), untuk membuatkan senjata kepada seorang wanita misterius bernama Mathilde (Thekla Reuten) di daerah pedalaman Italia. Jack pun selalu diingatkan oleh Pavel untuk tidak berteman dengan siapa pun, karena kondisinya yang memang tidak memungkinkan untuk bersosialiasi. Namun, di tempatnya kali ini Jack malah berteman dengan seorang pastor bernama Father Benedetto (Paolo Bonacelli) dan menjalin hubungan asmara dengan seorang pekerja seks lokal, Clara (Violante Placido). Saat Jack merasa ia telah siap untuk keluar dari pekerjaan gelap yang dijalaninya saat ini, ia malah dihadapkan pada situasi menegangkan yang dapat mempertaruhkan nyawanya.

'The American' memiliki sinematografi yang luar biasa indah. Hal ini mungkin didapat dari gaya sang sutradara Anton Corbijn yang memang adalah seorang top photographer. Semua sudut pengambilan gambar terasa sangat detil dan artistik dari mulai awal sampai akhir film. Belum lagi ditambah suasana pemandangan pedalaman Italia yang menurut saya sangat eksotis. Para pria tentunya juga akan menikmati pemandangan lain yaitu wanita-wanita sexy Italia yang di ekspos habis-habisan disini.

Penampilan George Clooney disini juga menurut saya merupakan salah satu penampilan terbaiknya selama ini. Aktingnya terasa sangat matang dan meyakinkan. Menurut saya Clooney memiliki banyak kelebihan dari wajah tampannya yang semakin tua malah semakin sedap dipandang mata, di satu sisi ia bisa terlihat konyol dan lucu, namun di sisi lain ia bisa juga terlihat seperti agen FBI atau mafia kelas kakap, sisi lainnya lagi ia juga bisa menjadi seorang yang kesepian dan menderita seperti dalam film ini. Wajah Clooney menyimpan berbagai macam karakteristik.

Meskipun judulnya bernuansa Amerika, namun nuansa Eropa, terutama Italia, malah yang sangat terasa dalam film ini. Sebagian pemainnya adalah para pemain asal Italia, lokasi pengambilan gambar juga di Italia. Maka tidak heran kalau saya yang memang menyukai film-film Eropa juga langsung menyukai 'The American'. Bagi yang sudah terbiasa menonton film-film Eropa pasti tidak akan kaget, malah akan menikmati plot cerita yang berjalan lamban tapi emosional ini. Selamat menonton! :)





Related Posts :

  • REVIEW: SCREAM 4“What’s your favourite scary movie?” Pada tahun 1996, Wes Craven pertama kali membuat Scream dan ternyata menjadi salah satu film thriller y… Read More...
  • REVIEW: SOURCE CODE“What would you do if you knew you only had one minute to live?” Setelah istirahat lumayan lama dari kegiatan menulis review di blog dan jug… Read More...
  • REVIEW: THE MECHANIC"Someone has to fix the problems."The Mechanic yang disutradarai oleh Simon West (Tomb Raider, Con Air) adalah sebuah remake dari film berju… Read More...
  • REVIEW: THE GREEN HORNETKato: I was born in Shanghai. You know Shanghai?Britt Reid: Yeah, I love Japan.Setelah beberapa kali penundaan dan masalah pada saat pr… Read More...
  • REVIEW: LIMITLESS“They say we can only access 20% of our brain. This lets you access all of it.” Limitless ini diangkat dari sebuah novel berjudul ‘The Dark … Read More...

0 Response to "REVIEW: THE AMERICAN"

Posting Komentar