Membuat sebuah film dengan tema religi dengan tempelan atribut-atribut keagamaan tentu secara tidak langsung telah menentukan segmentasinya sendiri. Di Indonesia, dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam, film dengan menempelkan atribut islami menjadi salah satu film yang akan mendatangkan animo masyarakat yang besar. Hal itu sudah terbukti lewat beberapa film dengan genre seperti ini yang sudah menang banyak dalam merebut jumlah penontonnya.
Maka, tak henti-hentinya para pembuat film untuk mengemas tema-tema seperti ini menjadi sebuah sajian tontonan bagi masyarakat. Guntur Soeharjanto, salah satu sutradara yang sering mendapatkan kesempatan untuk mengarahkan film-film dengan tema tersebut. Film-film arahannya pun selalu ditengok oleh penontonnya sehingga mendapatkan angka penonton yang fantastis. Mulai dari seri 99 Cahaya di Langit Eropa hingga Assalamualaikum Beijing, film-film tersebut pun mendapatkan sorotan masyarakat.
Hingga pada tahun ini pun, Guntur Soeharjanto seolah-olah tak mau ketinggalan untuk mengarahkan lagi film-film dengan tema serupa. Maka, Guntur Soeharjanto memilih untuk mengadaptasi novel dari penulis ternama Asma Nadia. Buku yang diangkat olehnya adalah Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea yang juga menjadi judul filmnya yang dirilis pada tahun ini. Film-film ini pun dibintangi oleh nama-nama terkenal seperti Bunga Citra Lestari dan Morgan Oey.
Film-film dengan tema religi seperti buku-buku milik Asma Nadia mungkin akan terperangkap dengan plot cerita klise atau generik. Yaitu kisah dua insan yang sedang jatuh cinta dan rela berkorban demi pasangan tetapi dikemas secara syar’i. Pun, begitu dengan Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea, di mana diceritakan adalah Rania Samudra (Bunga C. Lestari) yang gemar akan berpetualang karena tergoda cerita ayahnya. Perjalanannya kali ini adalah ke Taman Baluran dan di sana dia bertemu dengan pemuda korea bernama Hyun Geun (Morgan Oey).
Mereka sempat bercengkrama sebentar dan Hyun Geun menaruh hati padanya. Tetapi, seketika Rania dikabari tentang kematian ayahnya. Ketika sang ayah telah tiada, Rania memutuskan untuk tidak lagi berkelana. Tetapi, Rania diundang oleh kedutaan Indonesia di Korea untuk dijamu di sana. Rania memutuskan pergi ke sana atas saran dari sang Ibu (Dewi Yull). Rania pun terbang dan pergi ditemani oleh Ilhan (Giring Nidji), sosok lelaki yang berharap Rania akan melabuhkan hatinya kepadanya. Tetapi, Rania pun diterjang dilema atas kisah cinta sendiri karena Hyun Geun masih terlintas di pikirannya.
Tema kisah cintanya mungkin sangat penuh akan mimpi di siang bolong. Dan cerita tersebut disematkan kepada karakter dengan karakter utamanya yang memiliki atribut keagamaan yang kental. Sehingga, akan muncul sebuah penggambaran tentang perempuan islam yang mandiri tetapi tetap saja terpaku pada ketergantungan akan seorang lelaki. Bahkan, mengidamkan pengorbanan yang terlampau tak wajar dari sosok lelaki.
Maka, cara terbaik untuk menikmati film Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea adalah dengan melupakan segala penggambaran perempuan islam yang masih terjebak akan stereotype. Hingga, fokus kepada bagaimana Guntur Soeharjanto mengemas Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea menjadi sebuah tontonan penuh akan atribut Islam yang masih terasa universal. Karena bagaimana Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea ini akan berfokus dengan kisah cinta ketiga karakter utama yaitu Rania, Hyun Geun, dan Ilhan.
Beruntungnya, Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea memiliki pengarahan yang terarah. Sehingga, pada akhirnya film ini memiliki dinamikanya yang baik. Permainan setiap karakternya, plot-plot ceritanya dikemas menarik meski mungkin sebagian orang akan merasa bahwa apa yang disampaikan film ini akan terkesan klise. Tetapi, Guntur Soeharjanto selaku sutradara berhasil menyampaikan unsur klise tersebut sehingga masih memiliki kesenangan di setiap menitnya.
Dengan durasi selama 115 menit, Jilbab Traveler : Love Sparks In Koreamungkin akan terasa panjang. Tetapi, sang sutradara bisa memanfaatkan hal tersebut untuk mengembangkan setiap karakternya. Dan dia tak melupakan untuk mengemas plot utamanya sehingga tak terlupakan. Meski dengan subplot yang bertambah, tetapi Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea tak kehilangan fokus untuk menyelesaikan plot utamanya.
Guntur Soeharjanto mungkin tak terlalu menitikberatkan Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea sebagai medium dakwah yang melulu berisikan tentang keagamaan. Itu bisa jadi adalah salah satu faktor performa Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea yang memiliki dinamika yang bagus. Meski dengan judul yang sudah secara tak langsung menetapkan segmentasi, tetapi bukan berarti film ini tak bisa dinikmati oleh kalangan yang berasal dari kepercayaan lain.
Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea memiliki nilai lain yang ingin disampaikan yaitu tentang keinginan diri sendiri. Meskipun, penyelesaian yang ditampilkan pun terkesan mengada-ada untuk menyenangkan hasrat orang tertentu yang mendampakan kehidupan bahagia selamanya. Atau bahkan terkesan sangat menggampangkan urusan orang dewasa demi mengakhiri ceritanya tersebut. Tetapi, asal sang sutradara memiliki pengarahan yang dapat menarik simpati penontonnya, hal itu masih sah-sah saja sehingga kekurangan itu mungkin tak langsung dirasakan oleh mereka.
Jangan lupakan segala teknis film yang berhasil memperindah rangkaian cerita kisah cinta segitiga Rania, Hyun Geun, dan Ilhan yang syar’i ini. Film ini menunjukkan keindahan dalam rangkaian teknis mulai dari tata gambar dan musik. Tata musik menjadi kekuatan utama di dalam film Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea ini. Film ini mempunyai tata musik yang indah dan penempatannya yang efektif dan pas. Bahkan lagu pengisi film yang ditempatkan secara pas, sehingga terasa emosional di dalam filmnya.
Sehingga, Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea adalah sebuah sajian kisah cinta segitiga yang penuh nafas islami. Meskipun sang sutradara tak terlalu menitikberatkan hal tersebut untuk disajikan kepada penontonnya. Pun, bagaimana penggambaran perempuan-perempuan Islam yang masih saja terkesan generik sehingga cara untuk menikmati film ini adalah melupakan hal tersebut. Karena Jilbab Traveler : Love Sparks In Korea menawarkan emosional cerita yang mampu menutupi minus-minus yang ada di dalam filmnya. Pun, memiliki segi teknis yang cantik yang akan memperindah segala presentasi akhir filmnya.
0 Response to "JILBAB TRAVELER : LOVE SPARKS IN KOREA (2016) REVIEW : Kisah Cinta Segitiga Yang Syar’i"
Posting Komentar