CAPTAIN AMERICA : THE WINTER SOLDIER (2014) REVIEW : THE PHASE 2 HAS JUST BEGINS


Setelah Iron Man 3 dan Thor : The Dark World di rilis itu artinya Marvel Cinematic Universe phase 2 sudah akan menuju akhir. Di tahun 2013, dua film milik Marvel ini tidak memiliki satu film stand-alone yang memiliki satu kesan siginifikan. Banyak pihak sudah merasa tidak memiliki harapan yang besar terhadap sekuel dari The Avengers yang akan dirilis di tahun 2015 mendatang. Maka perjalanan puncak akan segera sampai. Sekuel milik Captain America ini yang adalah beberapa jalan akhir sebelum menuju Avengers : Age of Ultron sebagai penutup Marvel Cinematic Universe phase 2.

Di Marvel Cinematic Universe Phase 2 ini, sutradara dari semua film stand alone superhero di sini tidak ada yang sama dengan phase 1. Sejatinya, Kevin Feige sang produser adalah sutradara sesungguhnya dari film-film milik Marvel. Dia memiliki andil besar untuk mengarahkan film-film Marvel sebagaimana mestinya. Untuk sekuel Captain America ini, kakak beradik  Joe dan Anthony Russo sebagai sutradaranya sekuelnya yang diberi judul Captain America : The Winter Soldier ini. 


Dengan setting pasca kejadian dari The Avengers, Steve Rogers (Chris Evans) atau sang Captain America mulai untuk beradaptasi dengan dunia-dunia modern di dalam markas S.H.I.E.L.D. Menjadi seorang agen pembasmi kejahatan dengan Black Widow (Scarlett Johansson) sebagai sang rekan dan Nick Fury (Samuel L. Jackson) sebagai komandan. Tetapi, ada sesuatu hal yang salah sedang terjadi di dalam organisasi S.H.I.E.L.D.

Di bawah naungan Alexander Pierce (Robert Redford), S.H.I.E.L.D memiliki satu kerjasama rahasia berbahaya dengan The Winter Soldier. Nick Fury pun tidak mengakses apapun dalam markas S.H.I.E.L.D yang mengancam nyawa miliknya. Steve Rogers dan Black Widow berusaha untuk mengungkap segala kejahatan yang sedang berada di dalam kepengurusan milik S.H.I.E.L.D yang sedang salah. 


Put your little faith for this Phase 2.

Perjalanan Marvel Cinematic Universe (MCU) Phase 2 ini memang sedang tidak dalam perjalanan yang mudah. Dengan semakin bertambahnya angka di belakang judul, maka jalan cerita harus benar-benar diperhatikan agar bisa semakin mendalam dan semakin baik. Dalam phase 2 kali ini, terdapat berbagai ragam penuturan dalam stand alonepara superhero. Iron Man 3 yang dicoba untuk mengulik sisi kelam, Thor : The Dark World yang lebih kental dalam ranah kolosal (serta komedi). Kali ini di Captain America : The Winter Soldier juga mengalami perubahan dalam penuturannya.

Ketika The First Avenger, predesesor Captain America ini berjalan lurus-lurus saja dengan unsur patriotisme dan nasionalis tinggi di filmnya maka berbeda dengan The Winter Soldier. Kali ini, The Winter Soldier memiliki unsur espionage kental di dalam filmnya. Berbeda? Ya, sangat berbeda but its being so good. Captain America : The Winter Soldier mengembalikan sedikit kepercayaan kepada para fans MCU dan penonton agar tetap antusias untuk menyaksikan Avengers : Age of Ultron pada tahun 2015 mendatang.

Kekuatan utama dari film ini adalah bagaimana sang sutradara, Joe dan Antony Russo berhasil menginterpretasikan naskah yang ditulis oleh Christopher Markus dan Stephen McFeely. Bagaimana naskah tersebut dikemas dan disajikan kepada penontonnya dengan begitu rapi dan padat. Dengan durasi selama 130 menit, film ini berhasil membuat penontonnya duduk tenang dan memperhatikan segala intrik menarik yang di angkat ke dalam filmnya. 


Memberikan bumbu-bumbu politik yang cukup kental membuat sekuel milik Captain America ini terasa seperti James Bond-ish dengan unsur fantasi yang juga menyenangkan. Bagaimana tensi yang konsisten terjaga juga menjadi kunci yang sangat baik untuk sekuelnya kali ini. Paruh awal diisikan berbagai dialog menarik tentang intrik politik yang sedang terjadi di dalam organisasi S.H.I.E.L.D ini. Bertambahnya durasi, maka bertambah pula rumitnya konflik-konflik yang ada dan ledakan sana-sini tanpa perlu efek hancur-hancuran kota yang berlebihan (well, another plus point).

Captain America : The Winter Soldier tak hanya menjalankan cerita straight forward to the end. Tetapi, ada bumbu twist and turn yang cukup bukan jatuh mengecewakan seperti yang dilakukan Shane Black di dalam film Iron Man 3. Bahkan, Joe dan Antony Russo tetap berhasil mengangkat unsur patriotik – bahkan bisa dibilang lebih -- ke dalam karakter Captain America tanpa perlu mengekspos berlebihan tentang pengabdian sang kapten kepada negara ataupun S.H.I.E.L.D yang sekarang sedang menaungi dirinya. 


Who’s Captain America without his Shield and costum? Well, di film ini citra Captain America benar-benar terangkat. Siapapun yang pada awalnya memicingkan mata atas kekuatan milik sang kapten, di sinilah sang kapten unjuk gigi. Tanpa perlu tameng dan kostum miliknya, sang kapten bisa melawan para musuh dengan tangan kosong dan dengan strategi yang pintar. Adegan fighting tangan hampa ini memberikan unsur kental lagi pada film-film espionage.

Chris Evans dan Scarlet Johansson berhasil memberikan chemistry yang begitu bagus saat bekerja sama dalam satu tim. Begitu pun dengan sang Villain yang bisa dikatakan menjadi satu Villain terkuat di dalam film-film Marvel. Atmosfir saat menonton The Avengers akan terasa saat menyaksikan film ini dan inilah yang membuat kepercayaan pada phase 2 setidaknya kembali naik untuk sekuel Avengers assemble. Satu hal yang terasa kurang untuk sekuel milik Captain America ini. Theme song di film predesesornya yang digarap oleh Alan Silvestri tidak kembali hadir di film terbarunya ini. Jika saja theme song itu kembali dihadirkan, mungkin akan menambah satu lagi poin plus di film ini.


Overall, Captain America : The Winter Soldier menjadi satu film stand alone superhero terbaik milik Marvel di Marvel Cinematic Universe Phase 2 bahkan bisa disejajarkan dengan Iron Man 1 milik Jon Favreau yang juga sangat baik. Russo Brothers berhasil mempresentasikan film superhero yang rapi dan membuat penonton memberikan kembali harapannya dan rasa antusiasme mereka untuk menyaksikan sekuel Avengers di tahun mendatang. One of the best superhero movie that marvel’s ever made. 

PS : There's 2 scene after mid-credit and the last credit
 
Sama hal dengan Iron Man 3 dan Thor : The Dark World, Captain America : The Winter Soldier pun merilis filmnya dalam format 3D.

DEPTH
 
Tidak memiliki depth yang istimewa bahkan cenderung datar-datar saja.

POP OUT
 
Nihil. Tidak ada Pop Out yang berinteraksi baik dengan penontonnya. Bahkan kepulan asap ataupun serpihan kaca juga tidak bisa menyapa penontonnya.
 
Captain America : The Winter Soldier cukup disaksikan dalam format 2D. Tidak ada yang terasa dalam format 3D kali ini depth datar, pop out yang sama sekali tidak ada dan mata yang harus disayang-sayang kesehatannya. Maka, format 2D direkomendasikan. 

0 Response to "CAPTAIN AMERICA : THE WINTER SOLDIER (2014) REVIEW : THE PHASE 2 HAS JUST BEGINS"

Posting Komentar