“The new version of Shaolin movie.”
Tentu sudah banyak yang mengetahui film ‘The Shaolin Temple’ yang sukses pada tahun 1981. Film tersebut sangat terkenal dan membuat nama Jet Li melejit pesat. Kali ini sutradara veteran, Benny Chan, membuat remake film tersebut namun dengan plot cerita yang telah di modifikasi. Membawa nama-nama besar seperti Andy Lau, Jackie Chan, dan Nicholas Tse. Dalam Shaolin buatan Chan, adegan kungfu yang disajikan tidak terlalu banyak, sepertinya Chan memang lebih fokus pada alur cerita dan kualitas akting serta emosi para pemainnya.
Setting film ini diceritakan pada awal abad ke-20, dimana seorang panglima perang bernama Hou Jie (Andy Lau) tidak pernah memikirkan rakyat dan selalu mementingkan diri sendiri. Ia terobsesi dengan peperangan dan harta karun. Sifatnya angkuh dan sombong. Ia pun sampai berani masuk ke kuil Shaolin dan mengganggu ketenangan disana sewaktu mengejar musuh. Namun semuanya mendadak berubah ketika orang kepercayaannya, Cao Man (Nicholas Tse), malah menghianati dan membunuh anak perempuannya serta membuat sang istri (Fan Bing Bing) pergi meninggalkannya. Dengan bantuan dari juru masak kuil Shaolin (Jackie Chan), Hao Jie disarankan untuk bersembunyi di kuil tersebut untuk sementara waktu. Ia pun mulai bertobat dan berlatih kungfu.
Akting Andy Lau dalam film ini menurut saya sangat bagus, perubahan ekspresi dari ‘keras’ menjadi ‘lemah’ dibawakannya dengan meyakinkan. Akan tetapi, memang harus saya akui kalau dalam segi martial arts, Andy Lau masih tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Jet Li atau Jackie Chan. Beruntung, adegan kung fu yang dibawakannya dalam film ini hanya sedikit saja. Malah kehadiran Jackie Chan yang hanya sekilas membuat penonton terhibur sekali. Chan yang umurnya sudah tidak muda lagi hanya melakukan aksi kung fu sekilas namun berhasil membuat saya puas. Sedikit kekecewaan saya dapatkan dari Nicholas Tse yang menurut saya aktingnya monoton dari awal hingga akhir.
Shaolin tentu adalah sebuah film yang sayang untuk dilewatkan. Apalagi jajaran nama pemainnya sudah sangat dikenal dan termasuk para pemain yang lovable. Sinematografi dalam film ini juga sangat indah, setting kuil Shaolin juga bagus dengan latar belakang pegunungan dan tebing. Plot cerita memang biasa saja, ending pun menurut saya terlalu klise, namun dengan akting jempolan dari Andy Lau saya rasa hal tersebut tidak jadi masalah. Secara keseluruhan , Shaolin berhasil menjadi tontonan yang menghibur sekaligus memiliki nilai filosofi tinggi.
0 Response to "REVIEW: SHAOLIN"
Posting Komentar