“I will find you, and I will kill you” line ini sangat menempel di pikiran penontonnya lewat karakter Bryan Mills lewat seri-seri Taken. Karakter fiktif hasil pemikiran Luc Besson ini memang mendapat perhatian lewat film aksinya yang menegangkan di film pertama. Dengan adanya Hype yang besar, Taken 2 muncul tahun di 2012. Dihadirkan kembali 3 tahun setelahnya lewat Taken 3. Ya, tahun ini Taken kembali hadir menyapa penontonnya dan digadang-gadang seri ketiganya ini adalah penutup dari seri Taken.
‘It Ends Here’ adalah tagline yang digunakan untuk film ketiga ini. Tetapi, tak menutup kemungkinan Taken seri ke empat akan hadir untuk menyapa penontonnya. (Semoga itu rumor). Setelah Pierre Morel memberikan tongkat estafetnya kepada Oliver Megaton untuk mengarahkan seri keduanya, Maka di Taken 3 ini Oliver Megaton kembali mengarahkan cerita milik mantan anggota CIA, Bryan Mills dalam melindungi anggota keluarganya. Ya, Setelah anaknya yang diculik, mantan istrinya yang diculik di seri kedua, lantas siapa yang jadi korban di seri ketiga ini?
Di seri ketiga ini tidak ada yang menjadi korban penculikan. Tetapi, Bryan Mills (Liam Neeson) harus kehilangan seseorang yang pernah dicintainya dan masih menjalin hubungan pertemanan hingga sekarang. Lenore (Famke Janssen), sang mantan istri ditemukan tergeletak tanpa nyawa di kamar apartemen milik Bryan Mills. Polisi pun menyergap kamar apartemennya dan menganggap bahwa Bryan Mills lah yang membunuh Lenore.
Bryan Mills melarikan diri dan berusaha untuk membuktikan kepada polisi bahwa dia tak bersalah. Bryan Mills juga meyakinkan sang anak, Kim Mills (Maggie Grace) bahwa dia bukanlah pembunuh ibunya. Kim juga membantu Bryan untuk menemukan siapa pembunuh Lenore. Bryan meminta dua hari kepada polisi untuk menemukan sang pembunuh sebenarnya.
Kesalahan yang dilakukan sekuel Taken di seri kedua adalah menggunakan formula yang sama dengan perlakuan yang berbeda. Tentu, Oliver Megaton merasa harus ada sesuatu yang baru untuk ditawarkan kepada penontonnya di seri ketiga film Taken. Apalagi, seri ketiga ini digadang-gadang akan menjadi penutup dari seri petualangan Bryan Mills dalam melindungi anggota keluarganya. Taken 3 pun (terlihat) memiliki dasar cerita yang berbeda sebagai premis yang dikembangkan ke dalam 100 menit filmnya.
Taken 3 sebenarnya tidak benar-benar berbeda dengan seri-seri sebelumnya. Perlakuan yang dilakukan oleh Taken 3 pun hampir sama dengan film-film sebelumnya. Hanya saja, Taken 3 kali ini berubah menjadi sebuah film aksi spionase penuh misteri. Taken 3 sangat berusaha memberikan sesuatu yang berbeda daripada film-film sebelumnya. Meski tak mulus, harus diakui bahwa Taken 3 ini benar-benar berbeda ketimbang film sebelumnya.
Apa yang berbeda di seri ini jelas ada pada bagaimana porsi drama keluarga akan hadir lebih kental daripada seri-seri sebelumnya. Taken 3 lebih mengekspos hubungan ayah anak antara Bryan dan Kim yang diperlihatkan sangat dekat dan penonton akan dibuat simpati kepada kedua karakter tersebut. Oliver Megaton pun juga terlihat seperti ‘memanusiakan’ karakter Bryan Mills yang biasanya terlihat sangat dingin di setiap serinya.
Bryan Mills di film ini akan terlihat lebih hangat dan membentuk sebuah karakter yang berbeda dengan Bryan Mills di film-film sebelumnya. Pun, apa yang dialami oleh Bryan Mills di film ini pun terkesan memiliki beban yang begitu berat. Sehingga, Bryan Mills benar-benar dibuat berada di posisi terburuk dalam kehidupannya. Inilah yang dimaksud bahwa Oliver Megaton berusaha ‘memanusiakan’ karakter Bryan Mills.
Perbedaan selanjutnya berada pada perlakuan plot cerita yang sudah digunakan oleh film-film lainnya ke dalam film ini. Taken biasanya cenderung menggerakkan alur ceritanya dengan lurus-lurus saja hingga akhir film. Di Taken 3, Oliver Megaton ingin memberikan cerita dengan twist and turn yang dikabulkan di dalam naskah yang ditulis oleh Luc Besson bersama timnya. Bagus, Oliver Megaton mulai paham bahwa penonton akan bosan jika mengulang template cerita yang sama untuk triloginya.
Tetapi, Oliver Megaton pun belum bisa menggunakan potensinya untuk mengarahkan filmnya. Taken 3 yang lebih dominan lewat drama keluarga antara Kim dan Bryan Mills ini akan terasa terlalu dipanjangkan. Belum lagi, beberapa lubang besar dalam plot penggerak ceritanya yang seperti ditulis asal-asalan di film Taken 3 agar lebih terasa twist and turn-nya. Hasilnya, Taken 3 malah menyisakan lubang-lubang besar yang menganga lebar tanpa ada usaha dari Oliver Megaton untuk menutupi lubang tersebut.
Meskipun Oliver Megaton berusaha untuk ‘memanusiakan’ Bryan Mills, tetapi sosok Bryan tetap saja menjadi sosok yang kuat dan tak tertandingi oleh siapapun. Bryan tetap menjadi sosok mantan CIA yang didewakan oleh siapapun. Karena masih ada beberapa adegan yang malah membuat penonton bergumam “lho, kok bisa?” di dalam 100 menit film ini. Banyak adegan-adegan yang kurang masuk akal di dalam Taken 3 dan membuat dahi penonton berkerut.
Taken 3 memang diperuntukkan kepada penonton yang ingin duduk, menutup mata, dan mematikan otak untuk menikmati menit demi menit seri ini. Oliver Megaton berusaha untuk membedakan seri ketiga ini dengan seri-seri sebelumnya dengan menitikberatkan sosok Bryan Mills yang ‘dimanusiakan’ meski masih salah kaprah. Juga, hubungan ayah-anak yang dipertontonkan lebih dalam untuk menarik simpati penontonnya lewat karakter Bryan dan Kim. Maka, Taken 3 adalah sebuah film penutup dari trilogi Taken. Tetapi, siap-siaplah jika Bryan Mills kembali di seri keempat. Tetapi, semoga tidak.
0 Response to "TAKEN 3 (2015) REVIEW : Season Finale of Kidnapping Bryan Mills’s Famiy Member"
Posting Komentar